KERINCI, JAMBI - Bupati Kerinci dua periode, Adirozal dinilai telah gagal telak. Hal itu disampaikan oleh Ketua Himpunan Mahasiswa Kerinci (HMI) Kerinci Sungaipenuh Fengki Efniza usai menggelar aksi unjuk rasa di depan kantor DPRD Kabupaten Kerinci pada Jumat 22 April 2022 lalu.
Dalam aksi demonstrasi mahasiswa Kerinci pada Jumat, 22 April lalu, massa aksi dari HMI Kerinci Sungaipenuh menilai semua janji kampanye Bupati Adirozal tidak berjalan sesuai dengan seharusnya. Mosi tidak percaya terhadap Adirozal pun digulirkan oleh massa aksi.
Baca juga:
Al Haris: Pergunu Harus Optimalkan Peran
|
Fengki Efniza, Ketua HMI Kerinci Sungaipenuh bahkan menilai Adirozal telah gagal telak. Mahasiswa pedemo ini pun terus mendesak agar Bupati Kerinci Adirozal segera mundur terhormat.
Selain itu, massa HMI menuntut janji Adirozal saat pencalonan untuk periode kedua pada pilkada 2019 lalu seperti, 1.000 beasiswa Kerinci cerdas, mencetak lapangan kerja, akses jalan ke ladang, pemekaran Kerinci Hilir, kesehatan berkualitas, mengembangkan 1 desa wisata untuk 1 kecamatan.
Kemudian, pemberdayaan desa, pesantren penghafal Alquran, pertanian semakin maju dan nikah gratis dengan slogan untuk Kerinci lebih baik dan berkeadilan. Massa aksi juga mempersoalkan pengadaan mobil dinas di masa pandemi 2021 yang bernilai fantastis yakni senilai Rp 3, 5 milliar.
“Kami beranggapan DPRD Kabupaten Kerinci ikut andil dalam melancarkan proyek mobil dinas ini. Maka dari itu kami sampaikan mosi tidak percaya terhadap Bupati Kerinci dan DPRD Kabupaten Kerinci yang tidak memihak kepada masyarakat. Semua rezim yang ada terkesan apatis terhadap masyarakat Kerinci, ” kata Fengki Efniza Ketua HMI Kerinci Sungaipenuh pada Sabtu, 23 Maret 2022.
Sudah jelas, lanjut Fengki, bisa dilihat dengan mata telanjang kegagalan yang dilakukan seorang pemimpin yang dinilai tidak bekerja secara optimal dan tidak bisa memberikan perubahan yang lebih baik untuk masyarakat Kabupaten Kerinci.
Setelah Pimpinan DPRD Kerinci turun menemui massa aksi, sempat terjadi perdebatan. Namun Bupati Kerinci yang menjadi objek utama mosi tidak percaya dari para pedemo tak dapat dihadirkan oleh Pimpinan DPRD akhirnya massa aksi membubarkan diri.
“DPRD Kabupaten Kerinci tidak sanggup untuk menghadirkan Bupati kerinci. Kami dari mahasiswa menarik diri untuk menyiapkan aksi selanjutnya, ” ujar Fengki.(red)